Saturday, March 21, 2015

Run for Leprocy!!


Polkadot Run for Leprocy

Event running yang sedang marak belakangan ini membuat banyak orang tergerak untuk ikut aktif berolahraga dan tetap eksis tentunya. Banyak sekali masyarakat yang mulai sadar akan kesehatannya dan ikut berbagai macam event seru seperti itu, salah satunya adalah Run for Leprocy.

Run for Leprocy merupakan event running yang diadakan oleh TFI (Teach for Indonesia). Seperti yang ada di poster ada 2 pilihan jarak yang bisa kita ikuti, tapi saya memilih untuk mencoba dulu yang 5K. Maklum jarang olahraga. :D Sejak dini hari pukul 5 pagi saya sudah siap-siap di BINUS Alam Sutera dengan ribuan teman-teman lain yang sudah tidak sabar lari bersama, didukung dengan banyak perusahaan yang memberikan produk mereka secara gratis, lumayan.... :D Start dimulai pukul 06.00 diawali dari tim yang 10K, lalu dilanjut yang 5K, wah ternyata saya kira saya saja yang sudah tidak kuat lari, ternyata banyak juga yang akhirnya berjalan. Running kali ini sangat baik karena lokasi nya yang sangat cocok yaitu di Alam Sutera dimana Alam Sutera telah mendapatkan award sebagai "Best town for pedestrians and cyclist" dan juga pagi cuaca yang bagus tidak hujan membuat event ini berjalan sangat baik dan para peserta semangat mengikutinya. Sekitar pukul 8:00 semua peserta sudah selesai berlari. Wih semua pada semangat yah :D


Acara ini benar-benar seru, karena dengan acara ini diadakan di BINUS dengan notabene nya 'rumah' kami setiap hari, maka tidak ada beban untuk datang kesana, dan tentunya dengan banyak teman-teman yang kita kenal membuat kami semakin ingin mengikutinya bertemu dengan rekan yang biasa hanya duduk duduk di ruangan sekarang lari bersama, kan asikk..Tapi tidak hanya dari teman-teman binusian saja loh, ternyata banyak sekali rekan-rekan dari sekitar alam sutera yang ikut Run for Leprocy ini, baik dari warga sekitar, media partner, dll.





Semoga para rekan-rekan yang membaca ini akan semakin sering ikut kegiatan seperti Run for Leprocy, terutama kalian yang belum pernah ikut event running seperti ini, seru pastinya! :D jangan lihat dari hadiahnya, t shirtnya, dan lain-lain, lihatlah dari hasil runningnya... seperti kaki pegal-pegal, cape... hahha bukan yahh, hasilnya pasti kalian bakal lebih sehat, kalauj pegal-pegal itu karena kalian malas berolahraga, coba diimbangi dengan olahraga rutin, pasti ga pegal-pegal lagi deh :D karena daripada kita galau ngga jelas mending kita ajak teman-teman khususnya generasi sekarang untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang positif dan dapat membangun motivasi. Lari adalah salah satu bentuk yang positif bukan?


Seperti judulnya, Run for Leprocy, yaitu event ini mengajak kita untuk sadar pentingnya kesehatan dan pengetahuan tentang penyakit secara khusus adalah penyakit kusta.


Untuk itu Run For Leprosy diselenggarakan untuk membangkitkan awareness dan kepedulian dari berbagai pihak dan secara khusus memotivasi BINUSIAN dan rekan-rekan.


Jujur sebelum saya ikut acara Run for Leprocy saya tidak tahu apa-apa tentang kusta, yang saya tahu orang-orang yang terkena kusta dikucilkan dan ditempatkan khusus di daerah Tangerang (Sitanala). Hal ini membuat saya penasaran dan mencari informasi terkait kusta.

Ternyata Kusta atau Lepra itu disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal sebagai Mycobacterium leprae. Gejala yang paling umum adalah terjadinya bercak pucat pada kulit tanpa sensitivitas. Kusta merupakan salah satu penyakit tertua di dunia karena konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 sebelum Masehi. Kusta menjadi penyakit yang memunculkan stigma paling buruk di masyarakat.



Namun, ternyata kusta itu mudah menular loh. Kusta diyakini ditularkan melalui tetesan dari hidung dan mulut. Tidak seperti penyakit lain yang mudah menyebar, kusta akan menular jika terjadi kontak yang berulang dalam jangka waktu yang lama dengan pasien yang terinfeksi. Kusta akan menyebar jika orang yang terinfeksi tidak segera minum obat. Namun jika ia langsung mendapat pengobatan, jumlah bakteri kusta akan langsung berkurang secara signifikan. Dan juga sebagian besar orang kebal terhadap bakteri kusta karena menurut penelitian, sekitar 95 persen manusia sebenarnya kebal terhadap bakteri ini. Hanya saja, kadang deteksi dini cenderung terlambat, sehingga kusta cepat menyebar. Gejalanya? Gejala penyakit kusta yang paling umum adalah adanya bercak di kulit, baik yang sensitif terhadap sentuhan maupun tidak. Tanda klasik ialah becak tak berambut atau berkeringan dan tidak akan merasakan apa pun, termasuk panas atau dingin. Menurut WHO, kondisi ini diklasifikasikan menjadi paucibacillary--jika tidak ada bakteri yang terdeteksi di bercak kulit dan multibasiler. Ada lebih dari lima bercak yang positif berbakteri. ngeri yah.. tapii, kusta itu mudah dideteksi loh. Diagnosis kusta cukup sederhana. Dokter akan dengan mudah mengetahuinya tanpa harus menjalankan serangkaian tes. Menurut WHO, jika seseorang mengunjungi dokter di daerah endemik dengan gejala klasik kusta, ia harus dianggap sebagai penderita penyakit tersebut. Jika memang diperlukan, barulah dokter akan mengambil sampel kulit untuk diuji. Namun ini jarang terjadi.


Pengobatan kalau ada orang yang terkena kusta bagaimana?

Kusta dapat disembuhkan dan pengobatannya gratis yaitu multidrug therapy (MDT). WHO sudah menggratiskan obat ini. MDT adalah kombinasi dari tiga obat, yaitu clofazimine, rifampisin, dan dapson. Terapi obat ini setidaknya berlangsung selama 6-24 bulan. Tentunya wajib bagi mereka yang terkena kusta untuk selalu rutin mengonsumsi obatnya karena apabila kusta yang tidak diobati dapat menyebabkan cacat parah. Jika dibiarkan tidak diobati, kusta dapat menyebabkan jari tangan dan kaki rusak. Jari-jari akan menekuk ke dalam. Kusta juga akan memengaruhi kondisi mata, sehingga sulit bagi pasien untuk berkedip, dan bakhan bisa menyebabkan kebutaan. Penyakit yang juga dikenal dengan nama hansen ini juga dapat menyebabkan borok permanen. Infeksi sering terjadi di bagian tangan dan kaki yang terluka. Penderita kusta juga akan mengabaikan memar dan luka bakar karena orang tersebut tidak merasakan sakit.

Nah, makanya sejak dini kita perlu mendiagnosis dini sebagai kunci untuk menghindari cacat. Diagnosis dini dan pengobatan dengan MDT akan mencegah cacat permanen, dengan menyembuhkan penyakit sebelum menyebabkan cacat. Intinya, semakin cepat terdeteksi, penyakit ini akan segera hilang.


Saya, kami, kita semua tentunya harus membantu teman-teman yang terkena kusta, bukan malah menghindarinya. Apabila kita takut atau memang phobia, kita bisa berkomitmen untuk membantu mereka melalui acara amal, sosialisasi, dan juga membabarkan informasi yang membuat orang lain tidak takut terhadap kusta dan malah mau menolong mereka :D


Tentunya sosialisasi penyakit kusta ini perlu digencarkan ke semua lapisan masyarakat karena kita tidak perlu mengucilkan mereka karena mereka juga manusia, hanya saja memiliki sedikit kekurangan dan perlu kita bantu. Sosialisasi yang tepat yaitu melalui media elektronik seperti blog, media social, atau lebih modern lagi melalui event yang menyadarkan saya juga seperti Run for Leprocy ini. Karena penyuluhan atau seminar yang umum membahas kusta membuat orang apatis atau tidak peduli karena mereka tidak terkena kusta atau belum peduli akan penyakit ini.



Balik lagi ke Run for Leprocy ini, ternyata kegiatan sosial ini tidak terhenti hingga berlari selesai, namun TFI juga mulai melakukan program-program yang sedang dan terus dijalankan yaitu:



  1. Bimbingan belajar untuk anak-anak yang mengalami kusta
  2. Program orang tua asuh bagi anak yang orang tuanya sudah sama sekali memang tidak bisa bekerja, dengan dukungan biaya pendidikan Rp 100.000/ bulan/ anak
  3. Program Microfinancing : pemberdayaan dengan membekali ilmu dan modal usaha untuk berwirausaha (skala kecil)
Demikian hasil olah TKP dari saya, terimakasih, salam olahraga, salam komunitas :D